Friday, September 28, 2012

Syamil Madu Kurma Habbatus Sauda Zaitun (Dates, Honey, Black Seed, Olive Oil)

Sari Kurma...? Khasiatnya seeeph
Habbatus Sauda...? Udah tau semua
Zaitun gimana...? Gak usah bilang
Sekarang ada yang memproduksi gabungan itu semua, merknya Syamil...
Monggo disimak... :)



 200 ml Rp 30.000,-
6 btl @ Rp 25.000,-
12 btl @ Rp 22.500,-

125 ml Rp 25.000,-
6 btl @ Rp 22.500,-
12 btl @ Rp 19.500,-


Syamil Family isinya lebih banyak (200 ml) dari pada Syamil Kid (125 ml).


Khasiat, manfaat, the benefits :

  • Meningkatkan stamina
  • Meningkatkan daya tahan tubuh (immune)
  • Menurunkan panas
  • Meningkatkan nafsu makan
  • Antibiotik 
  • Antibakteri 
  • Antivirus
  • Antioksidan
  • Anti peradangan (infeksi dan luka)
  • Meningkatkan trombosit dg cepat (utk demam berdarah)
  • Detoksifikasi
  • Mencegah anemia
  • Meredakan demam
  • Meredakan sakit kepala
  • Meredakan batuk
  • Meredakan pilek
  • Meredakan panas dalam
  • Meredakan sariawan
  • Meredakan bibir pecah-pecah
  • Meredakan amandel
  • Meredakan radang tenggorokan
  • Meredakan asma
  • Meredakan TBC
  • Meredakan flek paru-paru
  • Melancarkan saluran pernapasan.
  • Menstabilkan Kolesterol
  • Meredakan Hipertensi.
  • Melancarkan sistem pencernaan.
  • Mencegah osteoporosis
  • Mencegah rheumatik.
  • Menjaga kesehatan kulit.
  • Nutrisi bergizi bagi ibu hamil dan menyusui, dll



Kandungan, Komposisi, Ingredients :
  • Mengandung komposisi lengkap: Madu (Honey), Kurma (Dates), Zaitun (Olive) dan Habbatus Sauda (Black Seeds).
  • Mengandung Omega 3, 6 dan 9.
  • Mengandung Propolis.
  • Curcuma, Vitamin C dan E.

Teksturnya lembut, rasa dan aromanya lezat... cobain aja..
Kualitasnya stabil dan terjaga karena diawasi tenaga ahli berpengalaman.

Aturan pakai :
  • 2 bln - 1 tahun : 1 sdt 2x sehari
  • 1 tahun - 3 tahun : 2 sdt 2x sehari
  • 4 tahun - 12 tahun : 1 - 2 sdm 2x sehari
  • 12 tahun ke atas : 3 - 4 sdm 2x sehari
sdt = sendok teh
sdm = sendok maem



 200 ml Rp 30.000,-
6 btl @ Rp 25.000,-
12 btl @ Rp 22.500,-

125 ml Rp 25.000,-
6 btl @ Rp 22.500,-
12 btl @ Rp 19.500,-


Tanpa bahan pengawet (non-chemical).

Dinkes P-IRT No.2093271041067

Thursday, September 27, 2012

Adab Tidur - Posisi Tidur Paling Sehat



Posisi tidur juga berpengaruh terhadap kesehatan. Tidur berbaring dengan posisi telentang kurang sehat, sebab menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC. Tidur tengkurap atau menelungkup tidak baik untuk pernapasan. Tidur dengan bertumpu pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) dapat menghimpit posisi jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan pasokan darah ke otak berkurang. Dengan berkurangnya pasokan darah ke otak, tidur pada posisi kiri dapat pula mengakibatkan kita sering mengalami mimpi-mimpi tidak baik (nightmares), serta berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme).

Posisi tidur terbaik menurut riset ilmiah adalah dengan bertumpu pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan). Fakta yang telah diuji melalui riset medis modern ini bersesuaian dengan anjuran Rasulullah SAW dalam sunnah, jauh sebelum era riset dan teknologi seperti sekarang.

Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada para pengikut beliau untuk tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan. Dalam sunnah, posisi tidur diusahakan agar kepala menghadap ke utara dan kaki mengarah ke selatan, sehingga tubuh tidak menolak arus/medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik utara menuju ke selatan dan berpengaruh baik terhadap sistem syaraf kita.
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan).
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah:
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.”
(HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
Salah satu adab tidur adalah dianjurkan untuk miring ke kanan, dan di balik sunnah Nabi ini ternyata banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan.

Berikut Manfaat Tidur Menghadap Ke Sebelah Kanan menurut Penjelasan Medis.


Mengistirahatkan otak sebelah kiri.
Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya kita menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya. Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktifitas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam. Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke, maka yang berisiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).


Mengurangi beban jantung.
Posisi tidur kesebelah kanan yang rata, memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan (bawah). Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur. Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.


Mengistirahatkan lambung.
Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses pengeluaran chime ( makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung ) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung. Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus.


Meningkatkan pengosongan kandung empedu dan pankreas.
Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi mirin ke kanan.



Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi.
Saat tidur pergerakan usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makan yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lamam selamat tidur memungkinkan penyerapan bias optimal.


Merangsang buang air besar (BAB).
Dengan mtidur miring ke sebelah kanan , proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh, jika sudah penuh akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air Besar.

Mengisitirahatkan kaki kiri.
Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalgi kaki posisi paling bawah dimana aliran darah balik cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan , maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang.


(dari beberapa sumber/islampos/Doa dan Adab Tidur)

Wednesday, September 26, 2012

One Two Three Four Five Foods to Avoid Before Flying


Pre-flight anxiety -- spurred by endless baggage lines, security checkpoints and screaming children -- need not extend to fears of repeat trips to the airplane lavatory. But eat the wrong thing before you fly, and you may be contending with more than just an awful in-flight movie or space-invading neighbor.

Unfortunately, airport dining options -- like a greasy fast food burger, oily pizza or a liquid lunch at the concourse bar -- are rather limited. Still, if you're disciplined, avoiding the gut-busting trifecta of grease, alcohol and carbonation can help contribute to a bloat-free flight. There are even a few surprisingly nutritious foods on our "don't eat" list that are best avoided before you take to the sky. And for the long-haulers wondering if there's anything to do to prevent jet lag as they zoom from New York to Beijing, there may just be a food-based remedy: eat nothing at all.

Remember to drink lots of water, eat some carrot sticks and nuts, and check out our five foods banned for pre-flight consumption.

Eating Well and Staying Active While Traveling






1. McDonald's Extra Value Meal


Okay, so we're using Mickey D's as the embodiment of greasy, artery-clogging fast food joints typically found in airports. According to the medical community, the body doesn't do so well digesting foods laden with sodium and saturated fats in the first place -- and digestion at 37,000 feet proves even more difficult. So it's common sense to avoid these worst offenders before flying.

But beyond the digestion problems, there's also the issue of in-flight blood circulation. Sitting squished and immobile in a pressurized cabin hinders blood flow, setting off a physiological chain that can lead to swollen feet, or worse, deep vein thrombosis (DVT). DVT involves the formation of a blood clot deep inside the body, that when breaks free can lodge in the brain, lungs or heart causing severe damage, even death. According to the Times of London, scarfing down a cheese burger, chili dog, large fries and cherry Danish can further contribute to the constriction of blood flow. While no direct link has yet been made between DVT and eating a pre-flight meal high in saturated fats, fried chicken plus a cramped airline seat is probably a combination best avoided.

2. The Gas Giants

For obvious reasons, it's smart to avoid foods that encourage intestinal expansion, as the nature of the pressurized airplane cabin promotes further bloating. Chief among such foods are fried and super-saturated dishes, but even certain "healthful" foods -- onions, cauliflower, cabbage, baked beans -- can make you feel like an over-filled balloon.


And gas troubles can transcend questions of personal discomfort or public decency. In 2006, a flatulent airplane passenger forced an American Airlines plane to make an emergency landing. Fellow passengers reported smelling burnt matches, and the plane had to come down. A female passenger later admitted that she had struck the matches to conceal a certain aroma. The admission of guilt came after bomb-sniffing dogs discovered the extinguished matches.

Healthiest Airport Food

3. Alcohol
For many fliers, downing a few cocktails is part of their pre-flight protocol. It helps allay
fear of flying, and serves as a liquid sleeping pill. But doctors (yes, them again) say that consuming alcohol before or during a flight should be avoided -- and it can actually contribute to passengers having trouble falling back asleep once they awaken.

Eric Rimm, an associate professor of nutrition at the Harvard School of Public Health, tells Health Magazine: "Since there's less water in your blood when you're dehydrated, the concentration of alcohol will be slightly higher, leading to quicker intoxication and increased potential for a hangover." Still, many a traveler swears by the pre-flight or in-flight tipple; if having a pre-flight drink is a must for you, counteract the effect of the booze by consuming plenty of water.

4. Carbonated Beverages
When flying, and especially on a long-haul, it helps to think of yourself as a super athlete, competing against the forces of dehydration, physical pain, rude flight attendants and the smelly guy sitting next to you. As an athlete, you'd never consume a Pepsi during a triathlon, would you? You need to be at your peak, and carbonated beverages are thought to contribute to bloating and cramping, two enemies of the long-haul athlete. Again, we're suggesting that you avoid foods that impede digestion, and that potentially cause distress to you and your fellow passengers. The people at Lufthansa put it succinctly on the company Web site: "Try to avoid carbonated drinks such as cola because they cause wind and also have a diuretic effect."


10 Ways to Survive a Long-Haul Flight

5. Everything
In a study published in the
Journal of Science in 2008, researchers suggested that fasting for about 16 hours before a long flight may actually help to fend off jet lag.

Here's the study in a nutshell: Normally it's light that triggers an internal clock that controls when we eat and sleep. But according to the study, a second clock seems to override the first when the body senses that food is in short supply. So researchers believe we might be able to faster adjust to time zone changes by manipulating this second clock, based on hunger. In essence, if you make your body think it's starving, you'll be able to remain awake and alert until it's dinner time in your new destination, resetting your body's light clock in the process.

Of course, we must stress that the study was conducted on lab rats, and the link has not been found in humans. But travelers desperate to avoid slumping over at 6 p.m. may wish to contribute to the study.



Source: http://www.independenttraveler.com/